I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, pengajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat perlu semakin ditingkatkan agar peranan
Perguruan Tinggi dapat lebih optimal dan berdaya guna baik kepada pemerintah
maupun bagi masyarakat.
Peranan perguruan tinggi melalui Tri Dharma semakin hari semakin
dibutuhkan sehingga perlu untuk meningkatkan kualitasnya. Salah satu bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi adalah Kuliah Kerja Profesi (KKP)
Didalam pelaksaaan KKP
mahasiswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan
masalah dibidangnya secara profesional. Dengan demikian maka mahasiswa sebagai
masyarakat kampus juga diamanatkan dalam GBHN yaitu mahasiswa harus mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidangnya masing-masing. Berjasa
penuh pengabdian serta memilik rasa tanggung jawab yang besar terhadap bangsa
dan negara.
Program kerja merupakan hasil
dari identifikasi masalah yang di peroleh sesuai kondisi yang ada di tempat
KKP. Dimana pada hakekatnya program tersebut bertujuan untuk menciptakan suatu
kerja sama yang baik antara pihak Instansi dengan mahasiswa KKP.
Perguruan tinggi sebagai
lembaga akademik yang mempunyai tanggung jawab terhadap penciptaan sumber daya
manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi dan modernisasi yang
sedang dihadapi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengaharuskan
perguruan tinggi melakukan terobosan-terobosan baru dalam pengembangan dan
mengimplemntasikan sumber daya alam yang ada. Pembangunan diberbagai bidang
yaitu : Bidang Ekonomi, Sosial Budaya, dan keamanan sangat membutuhkan konsep
dan program. Pembangunan yang terus dan berkesinambungan, sehingga dalam konteks
sebuah implementasi. Pemikiran dapat menyentuh semua lapisan masyarakat,
perguruan tinggi, dengan konsep Tri Dharma lebih menekankan pada pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
Kuliah Kerja Profesi (KKP) antara lain sebagai berikut :
1. Melatih dan mempersiapakan mahasiswa
sebagai penerus bangsa agar memiliki kepekaan yang tinggi dalam
mengidentifikasi permasalahan yang di rasakan sesuai dengan bidamg keahlian
masing-masing.
2. Meningkatkan koordinasi dan kemitraan
antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Kabupaten/ Pemerintah Provinsi, Sekolah dan
Masyarakat untuk mengatasi permasalahan pembangunan.
3. Mengarahkan pola pikir petani ke arah
pertanian yang lebih maju, modern dan berwawasan lingkungan.
4. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk
menghayati perkembangan pembangunan, permasalahan-permasalahan yang dihadapi
masyarakat dalam pembangunan serta belajar menanggulangi
permasalahan-permasalahan secara praktis sesuai dengan disiplin ilmunya.
5. Mendekatkan aktifitas akademika Unhalu
kepada masyarakat dan menyesuaikan Perguruan Tinggi dengan tuntutan
pembanguanan.
1.2.2.
Manfaat
Selain dari tujuan yang
telah dikemukakan diatas, kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di harapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1.
Memperluas wawasan mahasiswa dalam mengidentifikasi,
merumuskan dan memecahkan masalah dalam menghadapi tantangan masa depan yang
berkaitan dengan bidang ilmunya.
2.
Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan penerapan
ilmu pengetahuan, teknologi dan untuk seni yang di miliki dan yang di peroleh
mahasiswa di Perguruan Tinggi Universitas Haluoleo sebelum menyelesaikan
studinya.
3. Terciptanya hubungan yang harmonis antara
Pemerintah Daerah dan masyarakat dengan Pergutuan Tinggi dalam mengatasi
berbagai masalah Pembangunan.
4. Terbentuknya sikap mahasiswa yang mandiri
dan dapat beradaptasi dengan kehidupan riil masyarakat.
5. Dapat berperan serta dalam kehidupan
masyarakat dengan memberikan yang terbaik bagi para petani dalam membantu
menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dengan sumbangsi pemikiran yang sesuai
dengan apa yang dibutuhakan masyarakat sesuai dengan disiplin ilmu
masing-masing.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan Kuliah Kerja
Profesi (KKP) mahasiswa adalah seluruh kegiatan atau program kerja Kuliah Kerja
Profesi (KKP) ataupun Program kerja yang telah di sediakan oleh Dinas
Pemerintah terkait, di Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara yang
menyangkut masalah sosial, Ekonomi, Sumber daya manusia. Pertanian melalui hasil observasi kami Mahasiswa
Kuliah Kerja Profesi (KKP) angkatan XIII 2009, di bantu atau bekerja sama
dengan para tenaga profesi instansi terkait.
II.
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1. Keadaan Geografis
Kelurahan Wandokan Utara merupakan salah satu desa mekaran baru sejak
tahun 2007 dari desa Wandoka Kecamatan
Wangi-wangi yang merupakan lokasi dampingan COREMAP PHASE II Kabupaten
Wakatobi. Dari aspek keterjangkauan
atau akses Wilayah, Kelurahan Wandoka utara dapat menngunakan kendaraan Roda Dua ( Motor) sekitar 15
menit dari ibukota kecamatan, Kendaraan berroda Empat (
Mobil) sekitar 18 menit, sepeda sekitar 25 menit serta jalan kaki sekitar 1 jam lamannya.Berada tepat 5 KM dari ibukota kecamatan, yang berbatasan
dengan desa dan kelurahan lainnya sebagai berikut:
v Seblah
Utara berbatasan dengan Desa Sombu
v
Seblah
Selatan berbatasan dengan Kelurahan wandoka induk
v
Seblah
Timur berbatasan dengan Desa Tindoi/waginopo
v Seblah
Barat berbatasan dengan Laut
Serta memiliki Jumlah Lingkungan sebnyak 4 yang terdiri dari;
v Lingkungan
Antapia
v Lingkungan
Bira
v Lingkungan
Bira mekar
v Lingkungan
Wakeleu
2.2 Keadaan Musim dan Curah
Hujan
Dari kajian secara cepat dan partisipatoris seperti yang telah ada diatas di lapangan di peroleh informasi dan keadaan Curah Hujan sebagai berikut.
Tabel I.
Keadaan Musim
No
|
Bulan
Musim
|
J
A
N
|
P
E
B
|
M
A
R
|
A
P
R
|
M
E
I
|
J
U
N
|
J
U
L
|
A
G
S
|
S
E
P
|
O
K
T
|
N
O
V
|
D
E
S
|
1
|
Musim Timur
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
2
|
Musim Barat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Musim Hujan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Musim Kemarau
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
:
Musim Timur
MusimBarat
Musim Hujan
Musim Kemarau
Dari tabel I diatas secara
cepat dapat diasumsikan bahwa di
kelurahan Wandoka utara terdapat 2
musim Yakni musim timur dan musim barat,
musim timur jauh lebih pendek yaitu hanya sekitar 5 bulan ( Oktober sampai pebruari ) bila di bandingkan dengan musim barat lebih 7
bulan lamanya ( Maret, Mei, September, Sampai bulan desember).
Puncak Hujan terjadi pada bulan
Mei sampai Agustus sedangkan puncak Kemarau terjadi pada bulan
September sampai Desember, dan sedikit
berkurang pada bulan Januari sampai bulan April dalam setiap tahunnya.
Tabel 2. Keadaan Temperatur dan Curah Hujan
No
|
Bulan
Keadaan
|
J
A
N
|
P
E
B
|
M
A
R
|
A
P
R
|
M
E
I
|
J
U
N
|
J
U
L
|
A
G
S
|
S
E
P
|
O
K
T
|
N
O
V
|
D
E
S
|
||||||
1
|
Curah Hujan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
2
|
Temperatur
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari tabel 2. ditas
dapat diperoleh informasi bahwa antara curah Hujan dan temperatur hamper
berbanding lurus ( indicator pada siang hari), kondisi temperature paling
tinggi pada bulan September sampai Desember, temperatur sedang tejadi pada
bulan Januari sampai bulan April
sedangkan temperatur rendah ( dingin terjadi pada bulan Mei sampai bulan agustus). Biasanya kondisi curah
hujan kaitanya dengan suhu dan
temperatur di Kelurahan Wandoka
utara, biasanya tejadi pergeseran atau
perubahan setiap tahunnya.
2.3 Kondisi Sosial
Budaya
Secara alamiah masyarakat sebagai
mahluk social, memiliki keakrabatan dalam bentuk hubungan dan ketergantungan
antara satu dengan yang lainnya baik dalam kehidupan sehari-hari sebagian dari
budaya/kebiasaan yang berlaku.
Sampai saat ini nilai-nilai sosial
budaya yang masih terlihat adalah adanya semangat gotong royong dan kebersamaan
untuk pembuatan sarana atau fasilitas dan peribadatan sekalipun fenomena di
masyarakat memiliki kecenderungan untuk berubah bahkan memudar dari waktu ke
waktu.
Sebagai Pelaku Coremap ditingkat
melalui kerja sama CF dan Motivator Desa mencoba untuk menginisiasi pola-pola
konsultatif dan komunikasi secara terbuka dalam menumbuhkan semangat
keswadayaan untuk lebih meningkatkan peran aktif masyarakat dalam setiap
tahapan kegiatan, sehingga diharapkan rasa memiliki dan tanggung jawab yang
besar bukan hanya dimiliki oleh CF dan MD tetapi lebih pada masyarakat sebagai
pemilik dan penerima manfaat dari program.
2.4 Tingkat Pendidikan
Dari hasil Kajian secar cepat yang
disebut Rapid (Rural Apraisal RRA), dan
metode penggalian dengan melibatkan masyarakat secara
partsipatif, ( Partipatori Rapid Apraisal PRA). Benar-benar sangat dibutukhkan
untuk dimanfaatkan oleh stakeholder yang
terkait data ini di himpun mulai bulan
juli sampai bulan agustus di peroleh informasi
bahwa tingkat pendidikan masyarakat
di Kelurahan Wandoka utara dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.
No
|
Tingkat pendidikan
|
Jumlah Jiwa
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Belum Sekolah
Tamat SD / sederajat
Tamat SLTP / Sederajat
Tamat SLTA /Sederajat
Tamat DI/II
Tamat D III
Tamat D IV
|
477
221
157
122
9
9
13
|
Jumlah
|
1.008
|
Sumber: BPS(Badan Pusat Statistik Wakatobi dalam
Angka 2009)
Dari tabel diatas dapat
diperoleh informasi bahwa sebagian besar masyarakat di kelurahan Wandoka utara
mempunyai tingkat pendidikan tergolong rendah yaitu sekitar 40 % tidak tamat s/d tamat SD, 30 % SMP
dan selebihnya adalah pelajar SMU, Mahasiswa dan Sarjana.
2.5 Jumlah
pendudukan
Dari data tahun 2009, Kelurahan Wandoka Utara mempunyai Jumlah penduduk 1.352 Jiwa yang terdiri
dari ( Pr = 637
Jiwa )dan (LK = 715 Jiwa ) memiliki jumlah KK sebanyak 351 Mayoritas beragama Islam yang dihuni oleh Penduduk asli Wanci yang
telah membaur dengan Masyarakat lainnya di Desa lain.Pembauran ini terjadi dari
hasil perkawinan maupun dari ikatan kekerabatan dan kekeluargaan masyarakat yang menjadikan masyarakat yang ada di
Kelurahan Wandoka utara semakin Majemuk dan Kompleks sejak dimekarkannya Kabupaten Wakatobi menjadi Kabupaten Baru
terlepas dari kabupaten Buton tahun 2003 yang lalu.
Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
Jiwa
|
Jumlah
KK
|
1
2
|
Laki-laki
Perempuan
|
637
715
|
351
|
Jumlah
|
1.352
|
Sumber
data : Kantor Kelurahan wandoka utara 2009.
2.6 Kondisi Ekonomi Masyarakat
Dari pengkajian Desa secara cepat melalui
wawancara secara mendalam (indep Interview), secara umum masyarakat kelurahan
Wandoka utara memiliki tingkat pendapatan yang sangat variatif sekitar 150.000
s/d 1.000.000 diluar pegawai negeri dan TNI/Polri.
Dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi dan rumah tangganya masyarakat bekerja sebagai nelayan dan
petani, seperti pada tabel :
Tabel 5. Mata Pencaharian Masyarakat kelurahan wandoka
utara
No
|
Jenis Mata
Pencaharian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Nelayan bubu
|
5 KK
|
207 KK sebagai
pengguna SD laut
|
2
|
Nelayan jaring
|
17 KK
|
|
3
|
Nelayan pancing
cigi
|
10 KK
|
|
5
|
Menyuluh/meti-meti
|
10 KK
|
|
6
|
Nelayan
rumpon/bagang
|
5 KK
|
|
7
|
Pemilik
toko/warung
|
6 KK
|
|
8
|
Petani, buruh
tetap dan tidak tetap, PNS, jasa, pedagang, ojek dan lain-lain.
|
Sekitar 290 KK
|
|
|
Jumlah
|
351 KK
|
|
Sumber data : TNC-WWF dan survey lapangan CF
Kelurahan Wandoka2009
2.7 Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana di kelurahan wandoka utara hingga tahun 2009
jumlahnya sangat terbatas. Sarana dan Prasarana yang ada di kelurahan wandoka
utara yaitu pendidikan,kesehatan seperti sekolah, puskesdes, mesjid, pondok
informasi, kantor desa. Dengan adanya sarana dan prasarana desa merupakan salah
satu mencerminkan bahwa di kelurahan wandoka utara masih perlu diadakan pembangunnan sarana dan
prasarana agar masyarakat wandoka utara makmur
Jenis sarana dan prasarana
produksi dan ekonomi yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya laut yang
dimiliki nelayan terdiri dari jaring, bubu, alat pancing/pancing cigi, rumpon/bagan dan perahu (sampan) serta perahu motor.
Fasilitas jalan sebagai sarana
transportasi utama yang menghubungkan antar wilayah desa/kelurahan kurang baik, karena sebagian besar jalan
yang menuju kecamatan dalam kondisi rusak. Jalan darat yang menghubungkan antar
desa dapat dilalui oleh sepeda motor maupun kenderaan roda empat. Adapun alat
transportasi yang menghubungkan antar desa/kelurahan maupun ibukota kecamatan dapat menggunakan sepeda
motor maupun mobil.
Bersadarkan hasil wawancara dengan kepala desa setempat dan pengamatan
langsung dilapangan maka sarana dan prasarana yang terdapat di kelurahan
wandoka utara seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Sarana
dan Prasarana kelurahan wandoka utara
No
|
Jenis
Sarana dan Prasarana
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
7
|
Kanto Desa
Puskesmas pembantu/PUSKESDES
SD
Mesjid
Pondok informasi
Lapangan bola volley
Sumber data : Kantor
kelurahan wandoka 2009
|
1
buah
1
buah
2
buah
3
buah
1
buah
1
buah
|
Secara
umum sarana prasarana penunjang sangat terbatas pada sarana umum seperti Balai
pertemuan, tempat ibadah dan lapangan olah raga yang diswadayakan oleh
masyarakat. Sampai saat ini Kelurahan Wandoka utara belum memiliki sarana dan
prasarana yang dapat menunjang pendapatan masyarakat seperti pabrik es, tempat
pendaratan ikan (TPI) dan PPI, bantuan alat tangkap, pemberian bantuan modal
dan keterampilan teknis yang secara ekonomi dapat menghasilkan untuk membiayai
masyarakat.
2.8 Kelembagaan Desa/Kelurahan
Sistem
kelembagaan di kelurahan Wandoka utara secara umum dapat dibedakan menjadi 2
yaitu : Lembaga Formal dan Non Formal.
·
Kelembagaan
Formal
Lembaga formal adalah suatu system kelembagaan yang
memiliki struktur lembaga yang jelas dan dibentuk secara formal oleh pemerintah
sebagai bagian dari struktur dan administrasi pemerintahan secara sah berdasarkan
ketentuan Hukum dan Perundang-undangan.
·
Secara
Kelembagaan
Kelurahan Wandoka utara terdiri dari Lurah, Sekretaris
Lurah, Para Kepala Seksi, Pemegang Kas, Staff Kelurahan LPM dengan “ Struktur
Organisasi “ sebagai berikut
Kelembagaan yang dimaksud
disini dapat berupa organisasi formal maupun non-formal yang terdapat kelurahan
wandoka utara yang berkaitan dengan
kegiatan kemasyarakatan penduduk. Keberadaan kelembagaan ini cukup penting bagi
pengembangan sosial ekonomi dan budaya masyarakat serta dalam menjalankan
pemerintahan setempat.
Selain kepala lurah sebagai kepala pemerintahan ditingkat kelurahan yang
dibantu oleh aparat desa/lurah juga terdapat dua dusun yang masing-masing
dipimpin oleh kepala lingkungan. Terdapat juga Badan Perwakilan Desa (BPD) yang
berfungsi sebagai mitra kepala lurah yang berfungsi sebagai lembaga yang
menampung aspirasi masyarakat desa, terdapat pula lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM),lembaga perkumpulan para pemuda yang disebut karang taruna,
lembaga adat,kelompok PKK/dasawisma dan majelis Ta”lim.
Tabel 7.
Kelembagaan Kelurahan Wandoka Utara
No
|
Lembaga
|
Kepala / Ketua
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Pemerintah desa
Badan Pemusawaratan Desa (BPD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM)
Lembaga Adat
Lembaga Karang Taruna
PKK / Dasawisma
Majelis Ta”Lim
LPSTK (Lembaga Pengelola
sumberdaya Terumbu Karang)
LKM (Lembaga Keuangan Mikro)
MD (Motivator Desa)
|
La Saidu.
-
Hasan
-
-
Wa Nati.
Wa Juli
Darmi, SH
Hambali
Muh.Tazlim
Wa Dai
|
Sumber data : Kantor kelurahan wandoka utara
2009
1. STRUKTUR ORGANISASI
UNIT
PEMERINTAHAN KELURAHAN WANDOKA
KECAMATAN
WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI
1. Kepala Kelurahan : Saidu
2. Sekretaris : Salimudin ST
3. Kasi Pemerintahan : Drs La Mande
4. Kasi Perekonomian : -
5. Kasi Trantib : Riswan Rahim.S.sos
6. Kasi Kesejahteraan dan
Pemberdayaan :
Awalaudin R.St.
Staff Kelurahan : -
7. Kepala Lingkungan
§
Lingkungan Antapia : Alimuddin
§
Lingkungan Bira : La Harima
§
Lingkungan Bira mekar : Amusara
§
Lingkungan Wakeleu : Arling
8. Lembaga Non Formal
Lembaga
Non formal adalah suatu system kelembagaan yang memiliki struktur lembaga yang
jelas/tidak jelas, yang tidak dibentuk secar formal oleh Pemerintah sebagai
bagian dari srtuktur dan administrasi pemerintahan yang secara sah diatur dalam
ketentuan hukum dan perundang-undangan.Terdapat beberapa Lembaga Nonformal di
Kelurahan Wandoka utara.
Secara Kelembagaan KelurahanWandoka utara terdiri dari
Lurah, Sekretaris Lurah, Para Kepala Seksi, Pemegang Kas, Staff Kelurahan LPM
dengan “ Struktur Organisasi “ sebagai berikut :
Hubungan antar Lembaga di Kelurahan Wandoka
2. STRUKTUR ORGANISASI KARANG TARUNA
KELURAHAN
WANDOKA KEC. WANGI-WANGI KAB. WAKATOBI
1)
Ketua :
Rahim
2)
Sekretaris :
-
3)
Bendahara :
-
4)
Seksi-Seksi
Ø
Seksi Usaha & Dana : -
Ø
Kasi Trantib :
-
Ø
Kasi Kesejahteraan
Dan
Pemberdayaan : -
III.
DENTIFIKASI MASALAH
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan masyarakat
setempat, maka mahasiswa PKL telah mengidentifikasi beberapa masalah yang ada
di Kelurahan Wandoka Utara Kec. Wangi-wangi Kab. Wakatobi yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
3.1 Metode Identifikasi Masalah
Masalah yang terdapat dalam
kegiatan ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu masalah utama dan masalah
penunjang dengan menggunakan metode diskusi dan pengamatan di lapangan.
3.1.1
Bidang Ekonomi
1. Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang cara-cara pengelolaan hasil laut yang lebih
sehingga memperoleh manfaat ekonomi yang lebih baik.
2. Tingkat
pendapatan masyarakat relatif tinggi, akan tetapi kemampuan akan bisnis minim.
3. Pemasaran
Ikan tuna di desa dikuasai
oleh 1 orang.
3.1.2
Bidang Kelautan dan Perikanan
1. Minimnya
pengetahuan masyarakat setempat
tentang pentinganya terumbu karang dengan pengambilan batu karang untuk
kepentingan pribadi.
2. Masih
terdapat masyarakat yang menangkap hasil-hasil laut yang di lindungi seperti
kima dengan cara merusak terumbu karang.
3. Penggunaan jaring insang di sekitar
terumbu karang yang berpotensi merusak terumbu karang pada saat air laut sedang
surut.
4. Pengambilan pasir dipantai yang dilakukan
sebagian masyarakat pesisir yang digunakan sebagai bahan bangunan dan pembutan
pot bunga.
5. Penangkapan gurita masih marak dilakukan
oleh masyarakat setempat
dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti tombak.
6. Nelayan meti-meti yang aktifitasnya
mengganggu ekosistem terumbu karang.
3.1. 3 Bidang Sarana Dan
Prasarana
1. Belum adanya kantor desa, sehingga untuk melakukan pertemuan warga masih
menggunakan balai pertemuan (bantea)
2. Belum adanya PAM
yang ada di desa, sehingga warga tersebut menggunakan sumur yang debit airnya
sedikit.
3. Masih banyak
masyarakat yang belum mempunyai WC permanen sehigga banyak masyarakat yang
buang kotorannya di pantai.
IV.
PELAKSANAAN PROGRAM
4.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktek kerja
lapangan(PKL) ini dilaksanakan selama 2 bulan yang dimulai dari tanggal 18 Juli
samapai 5 Agustus 2009, bertempat pada wilayah COREMAP II di Kelurahan Wandoka
Utara Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara.
4.2 Program Utama
Adapaun Program Utama yang
dilakukan Pada PKL ini adalah antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan Sosialisasi masalah DPL Tingkat
Desa/Keluraha,Tingkat SD, SMP, , SMA dan door to door dari rumah ke rumah masyarakat nelayan
2.
Sosialisasi ekosistem tentang arti pentingnya
pelestarian ekosistem terumbu karang,serta dampak negatif yang ditimbulkan
/diakibatkan dari pengerusakan ekosistem terumbu karang.
3.
sosialisasi tentang penggunaan alat tangkap yang tidak
ramah lingkungan dan dampak negatif dari penggunaan alat tangkap yang
tidak ramah lingkungan
4.
Sosialisa tentang pemaparan program kerja Coremap II
4.3 Program Penunjang
Adapaun Program Penunjang yang dilakukan Pada PKL
ini adalah antara lain sebagai berikut :
- Pemutaran Film Dokumeter Terumbu karang
- Pemasangan Iklan/ Poster Perikanan didesa
- Membantu CF dalam Pembentukan PRA/RRA dan LPSTK (Lembaga Pengelola Trumbuh Karang)
- Pendataan jenis alat tangkap,hasil tangkapan yang digunakan masyarakat desa
- Ikut Menyuluh dengan masyarakat Nelayan Meti-meti pada malam/siang hari
- kegiatan bersish-bersih pantai.
- berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan 17 Agustus. Mengadakan tetrikal tentang Pelestarisn terumbu karang
- Pembuatan baso Ikan
- Membantu Program Kegiatan Coremap II Selama Kegiatan PKL
V.
FAKTOR
PENDUKUNG DAN FAKTOR PEMNGHAMBAT
5.1
Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan PKL angkatan X UNHALU
yang ditemukan di Kelurahan Wandoka Utara yaitu sebagai berikut:
- Adanya kerja sama masyarakat dalam setiap program yang dibuat seperti Pengambilan data, Sosialisasi, Kerja Bakti, Menyuluh dll.
- Masyarakat Kelurahan Wandoka Utara menyambut dan menerima mahasiswa PKL dengan baik dan penuh rasa kekeluargaan.
- Adanya dukungan dari pihak Coremap II dan perintahan Kelurahan Wandoka Utara dalam setiap pelaksanaan program PKL
- Terdapatnya puskesdes sehingga memudahkan masyarakat desa dalam hal menjaga kesaehatan baik itu dalam pengobatan maupun imunisasi.
5.2 Faktor Penghambat
Adapun yang menjadi hambatan
dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang DPL (Daerah Perlindungan Laut)
- Masih banyak masyarakat yang menggunakan alat tangkap Bubu yang dalam pengoperasiannya menggunakan batu karang untuk penutupnnya
- Sedikitnya jumlah mahasiswa PKL yang ditempatkan disetiap lokasi sehingga mengurangi efisiensi kerja mahasiswa PKL
- Kurangnya Pemahaman masyarakat dengan program kerja Coremap II
- Penggunaan bahasa daerah oleh masyarakat setempat sehingga menjadi faktor penghambat dalam hal komunikasi dengan Mahasiswa PKL.
- Terbatasnya fasilitas penanganan hasil tangkapahn dan dan alat tangkap yang digunakan masih bersifat tradisional.
- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang terumbu karang.
VI.
KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari
Praktek Kerja Lapang ini adalah sebagai berikut :
1.
Masyarakat Desa wandoka Utara baru Sebagian Kecil yang sadar dan mengerti tentang arti
pentingnya DPL (Daerah Perlindungan Laut) dan Kelestarian Terumbuh karang.
2.
Faktor utama yang menyebabkan kerusakan ekosistem
terumbu karang di Desa Wandoka Utara karena kurangnya kepedulian masyarakat
untuk menjaga dan melestarikan ekosistem Terumbuh Karang
3.
DPL (Daerah Perlindungan Laut) merupakan program Coremap II dengan kegiatan
utama memberikan wawasan kepada masyarakat dan menanamkan kepedulian untuk
bersama-sama menjaga ekosistem pesisir yang ada disekitarnya
4.
Dengan program DPL, masyarakat akan dirangsang untuk
mengembangkan kearifan lokal, peningkatan rasa memiliki terhadap ekosistem
terumbu karang sehingga akan berkembangnya metode penangkapan yang ramah
lingkungan dan lestari. Selain itu, akan berkembang pula mata pencaharian
alternatif selain penangkapan seiring berkembangnya wawasan masyarakat pesisir.
6.2 Saran
Untuk tetap menjaga kelestarian
sumberdaya terumbu karang yang ada di
perairan kelurahan Wandoka Utara perlu diadakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan berbagai kegiatan penyuluhan
untuk memberi pengertian akan pentingnya DPL (Daerah Perlindungan
Laut) dan kelestarian sumberdaya Terumbu
Karang.